Mind Deer, band indie pop asal Jakarta yang terbentuk pada tahun 2010, mereka adalah Nanda Kamilina (vokal, glockenspiel), Dhika Anbiya (drum, rebana), Idham Saputra (bass), dan Iswantoro Wirawan (gitar, vokal latar).
Pada bulan Oktober 2011 kemarin meraka telah merilis EP yang diberi
nama "Come Out of Nowhere", yang di dalamnya ada 4 lagu yang bakalan
membuat kamu teringat akan kejayaan band-band alternative wanita di era 90-an. Sebelumnya
pada bulan Juli ditahun yang sama mereka pertamakalinya merilis singel
"Before Dawn" dan beberapa bulan kemudian mereka juga merilis singel
lain "Your Heart isn't Mine But I'm Fine" dibulan September. Meskipun EP
"Come Out of Nowhere" tidak tergolong baru, tapi saya rasa pantas untuk
dijadikan sesuatu yang baru diplaylist lagu kamu. Silahkan bisa simak
dan diunduh secara gratis di sini >>> Come Out of Nowhere (EP)
Berantakan
Minggu, 18 Maret 2012
Rabu, 14 Maret 2012
BEDAH LIRIK : Funeral Inception “Surga Dibawah Telapak Kaki Anjing”
"Surga Dibawah Telapak Kaki Anjing”
Melihat
banyaknya respons dari berbagai pihak, dan sepertinya ada celah untuk
terperosok lebih dalam ke arah pemahaman yang buta akan lirik dari lagu
ini, saya sebagai penulis lirik lagu tersebut, tergerak untuk
menceritakan apa sebenarnya maksud dari lirik lagu tersebut, dan ini
adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya harus menjelaskan lirik
dari lagu yang saya buat. Disini saya akan mengangkat beberapa kutipan
pembahasan tentang hadits yang saya temukan, dan sedikit artikel dari
kawan saya Riki. Hmmmmmmm…… Lets get it started.
Ada
yang mengangkat lirik ini menjadi bahasan di salah satu milis, yang
pada intinya mereka yang berdebat dalam milis ini setuju dengan inti
lirik ini, tapi ada yang sedikit gusar karena dihubungkan dengan hadis
nabi yang berbunyi “'al-jannatu tahta a'damil
umahat” artinya surga dibawah telapak kaki ibu. Berikut kutipan yang saya dapat dari internet :
------------------------------------------------ mulai
الجنة تحت أقدام الأمهات ، من شئن أدخلن ، و من شئن أخرجن
Surga
berada di bawah telapak kaum ibu. Barangsiapa dikehendakinya maka
dimasukannya, dan barangsiapa dikehendaki maka dikeluarkan darinya
Hadits
ini hadits maudhu' (palsu). Telah diriwayarkan oleh Ibnu Adi (I/325)
dan juga oleh al-Uqaili dalam adh-Dhu'afa dengan sanad dari Musa bin
Muhammad bin Atha', dari Abul Malih, dari Maimun, dari Abdullah Ibnu
Abbas radhiallahu’anhu.. Kemudian al-Uqaili mengatakan bahwa hadits ini
munkar. Bagian pertama dari riwayat tersebut mempunyai sanad lain, namun
mayoritas rijal sanadnya majhul.
Dalam
masalah ini, saya kira cukupi dengan riwayat yang di keluarkan oleh
Imam Nasa'i dan Thabrani dengan sanad hasan, yaitu kisah seseorang yang
datang menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam seraya meminta
izin untuk ikut andil berjihad bersama beliau shalallahu ‘alaihi wa
sallam, maka beliau bertanya, Adakah engkau masih mempunyai ibu? Orang
itu menjawab, Ya, masih. Beliaupun kemudian bersabda,
فالزمها فإن الجنة تحت رجليها
Bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada ibumu, karena sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya (*)
---------------------------------------------------- selesai
Kutipan
diatas, untuk memperjelas bersama, mana hadits yang sekiranya akan
menjadi substansi pertanyaan saudara-saudara, jika pembahasan lirik ini
diarahkan ke pelecehan sabda Nabi dsb. Hell fucking No. Read On …..
Kawan
saya, Riki Paramitha, yang seorang karyawan di perusahaan ternama,
memberikan satu kesempatan kepada lagu ini untuk diserap dan dicerna
oleh orang yang kebetulan bukan metalheads, here it si :
---------------------------------------- mulai
Sebuah
track metal “Surga di bawah Telapak kaki Anjing.” Sebuah track yang
belakangan jadi populer dan kontroversial karena pake acara di-banned
segala. Saya sempat meminta pendapat 2 orang rekan saya (yang juga
konsultan SAP, satu di Malaysia; satu di Singapore) untuk menilai track
ini (kebetulan dua2nya ngerti Bahasa, dan dua2nya ngga ngerti metal.
Jadi fair yah… :-P).
Pendapat dari konsultan SG :
“Ini
adalah track yang dilatarbelakangi oleh kebencian yang sangat
eksplisit. Kebencian tersebut begitu dalam, sehingga mengabaikan banyak
hal di seputaran norma (norm) yang ada, terutama dalam bertutur.
Terkesan hanya mencari aspek sensasi saja dengan brutalism yang
ditampilkan; dan di lain pihak mencerminkan bahwa penulis dari track ini
adalah seorang yang sangat radikal akan tetapi jauh dari kesan cerdas.”
Pendapat dari konsultan MY :
“Penulis
berusaha menampilkan fenomena sosial yang cukup sensitif; yaitu
penggunaan nama agama (in the name of religion, in the name of God)
untuk pembenaran beberapa tindakan yang justru berada di luar norma
agama itu sendiri. Dan dalam hal ini secara praktek justru yang terjadi
adalah pemerkosaan terhadap agama itu sendiri dan pemutarbalikan
definisi antara ‘mulia’ dan ‘hina.’ Kalau semua sudah diputarbalikkan,
maka surga tentunya berada di bawah telapak kaki anjing, bukankah
begitu? Ini adalah sebuah kritik dengan cara yang satir, seperti yang
biasa ditampilkan di teater2 kontemporer. Penulis track ini pastilah
orang yang luar biasa cerdas dan brilian. Apakah dia seorang budayawan
(man of culture) di Indonesia?”
Hah?
Ternyata untuk hal yang relatif terukur seperti ini bisa menghasilkan 2
pendapat yang secara kontras berbeda. Padahal topiknya cukup sempit;
hanya mengenai sebuah lirik; dan belum membahas masalah musikalitas.
Tapi sudah menghasilkan 2 pendapat yang contrary different.
Apalagi
kalau kita mau membahas mengenai hal2 yang bersifat infinity dan sangat
tidak terukur seperti God, satan, heaven, & hell. (karena beyond
rationality, dan tidak dapat dipecahkan dengan logika matematika atau
logika empiris yang biasa dipakai di science). Dan tools serta basic
logic yang dipakai oleh manusia pada umumnya belum dapat mencapai
kesimpulan yang commonly agreed untuk hal ini. Jadi sangat tergantung
dari persepsi, paradigm, sudut pandang/ perspektif.
Tony
Sotello dkk di “…And Time Begins” mengkedepankan prinsip Fisika dan
Generatio Spontanea untuk proses penciptaaan. Well, barangkali begitulah
kesimpulan yang dihasilkan menurut pencarian Tony Sotello dkk. Respect
for that.
Glen
Benton & Dave Suzuki lebih sangar lagi. Dengan deskripsi
pembantaian terhadap seseorang yang sedang beribadah, Glen bertanya
“Where is Your God, Now?” Ada benarnya juga; intervensi Tuhan (Divine
Intervention) terhadap kegiatan sehari2 memang susah didefinisikan.
Lord
Ahriman dkk malah menampilkan keberpihakan atau sympathy for the devil
lewat “Diabolis Interium.” Kurang lebih sama dengan material yng
ditampilkan Shagrath & friends di “The Serpentine Offerings.” Dimana
hal ini ada benarnya, kalau kita menilik sejarah masuknya ajaran
Trinitas di jazirah Viking.
Nergal
& his Polish terror squad malah konsisten di jalur ancient god/
paganism; dan malah punya agenda yang mirip eksperimen (research) untuk
mencari pembenaran terhadap hal yang sedang dipelajarinya atau obsessed
with. Well, barangkali begitulah ‘konsep Tuhan’ menurut Mr Nergal, kalau
dilihat dari latar belakang ybs dan pergaulannya dengan orang2 seperti
Krzysztoft Azarewicz.
Jadi
semuanya dikembalikan ke persepsi masing2. Karena sesungguhnya kita
semua dalam proses pencarian kok. Dan yang harus dihindari adalah kalau
kita mulai merasa yang paling benar dan merasa lebih mulia karena
pemahaman kita yang (menurut kita) lebih, terhadap Tuhan dan hal2 yang
related dengan-Nya. Ini malah menyesatkan. Secara etika adalah salah,
dan secara norma agama justru lebih salah lagi.
Agama
dan praktek agama serta pengakuan terhadap eksistensi Tuhan adalah
sebuah proses; dan bukanlah sebuah output. Output-nya mana dunk?
Output-nya adalah tercermin dari tindakan kita sehari2. Kalau istighfar
segudang, Shalat rajin, atau rajin kuliah minggu, tapi masih nyolong
& banyak berbuat curang; yah artinya Surga berada di bawah telapak
kaki anjing. Bukankah begitu?
----------------------------------------------- selesai
Tanpa
banyak bicara lagi, sudah mulai terbukakah kawan-kawan, yang mungkin
pernah terbersit, bahwa saya menghina sabda Rasulullah SAW ? Hell
fucking no. Sama sekali tidak.
Sekali
lagi, semua lirik yang saya ciptakan, adalah refleksi kritis saya atas
apa yang terjadi di sekitar saya. Tentunya, bukan saya saja yang muak
akan fenomena tolol ini, dimana orang berkoar-koar bertindak atas nama
tuhan, tapi tingkah lakunya tidak mencerminkan orang yang mengedepankan
ketuhanannya, yang mana semua agama tidak pernah memerintahkan tindakan
kekerasan, penghancuran, pemaksaan apalagi membunuh dalam nama tuhan.
Saat ini, jika kita terjun bebas ke dalam ranah bawah tanah musik
Indonesia, baik itu Metal, Hardcore dan Punk sekaligus, kita akan
melihat, mendengar protes mereka yang mungkin senada. Mungkin hanya
momentum yang belum memungkinkan suara mereka untuk terdengar. Jadi,
jangan kaget ketika gelombang protes dan penolakan atas kekerasan yang
dilakukan atas nama agama yang diusung oleh berbagai ormas itu meledak
melalui suara-suara parau mereka bersamaan dengan musik bising yang
mereka usung. Kami sadar, bahwa kami adalah sekelompok kecil musisi,
minoritas yang mungkin tidak layak untuk dipandang sebelah mata. But
this is reality. Terlepas dari benar atau salah kami bertindak, adalah
manusiawi kami mencari titik tolak perlawanan dalam bentuk apapun, walau
sekecil apapun. And this is what we can do for our society. Hopefully
we can do something bigger and bigger next time ….
Hormat
untuk semua kalangan, yang telah memberikan perhatian terhadap lirik
lagu ini, baik yang pro dan kontra. Junjung tinggi etika berdebat tanpa
otot ….
Perbedaan bukanlah alasan untuk bermusuhan dan menghancurkan.
Regards,
Doni
Funeral Inception
_______________________________________________________________________
SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI ANJING
Apa yang terbersit di otakmu – perlakukan tuhan seperti babu
Perintah sana dan perintah sini, menghela seperti kerbau
Mendikte dia dan mengarahkan seperti busur panah
Hormat dan pujimu yang kau tuangkan dalam doa yang mengiris
Ibadah yang tanpa cela Ibadah yang searah
Menuding moral penyebab kerusakan
Menghempaskan logika memuliakan nafsu belaka
Melangkah gagah dengan keserakahan …
Umbar nafsu gila tololmu – bercak dalam janji
Hancurkan tatanan, mengurai kuasamu
Kendalikan arah kemana angin akan berhembus
Sirnalah dosa sirnalah nista
Ledakan jiwa – yang bergolak disana
Mengiris harapan – menjadikan polusi
Cerai kan berai nurani – melumatkan visi
Tiada tersisa –terasa membakar !!
Surga yang kau cipta kini terbentang lega
Hati nurani yang terjagal hati nurani menggelepar
Infiltrasi kesesalan yang tersisa didalam hatimu
Gumam doa bersenandung bersama nista………………….
Berperanglah kepada sesamamu dan basmilah mereka
Dan Kepada siapakah tuhan kalian kan meratap
Persetan dengan keyakinan dan tuhanmu yang kau kebiri
Lead
Tonggak kebebalan religi
Kekalahan hati dan nurani
Takkan ada lagi naluri
Semua telah tewas kau basmi
Tak terkira perih yang akan kau tuai
Seakan tak akan pernah ada balasnya
Buat udara ini terasa sesak
Hanya benci yang terserak dan menggelegak…..
SURGA DIBAWAH TELAPAK KAKI ANJING …. 4 X
ANJING …. !!!!
Rabu, 07 Maret 2012
Singel Terbaru Infamy - "The Dead Stallion": Penuh dengan Suasan Baru
Satu lagi band cadas berkualitas asal kota Bandung yang mengaku lewat fanspagenya kalau musik yang mereka usung adalah So Easy Listening Metalicious Metal, INFAMY kini kembali merilis singel terbaru ‘The Dead
Stallion’ dan sebelumnya mereka sudah merilis album ke-2 "Hatremonial" (2011). Disingel terbarunya ini mereka hadir dengan tampilan baru yang lebih segar. Salah satunya adalah Icad yang ikut bergabung beberapa waktu yang lalu. So, penasaran dengan singel terbaru mereka?, langsung saja kalian srutup di sini Infamy - The Dead Stallion
Senin, 05 Maret 2012
Singel Terbaru Beside - Saved Or Survive
BESIDE, grup musik yang berdiri pada pertengahan 1997 ini telah mengeluarkan setidaknya satu album ‘Against Ourselves’ pada tahun 2008. Dan pada April 2012 mendatang mereka merencanakan akan kembali ke studio rekaman untuk menyelesaikan album kedua yang bertitle ‘Awakening.’ Sebelumnya Beside telah mempostingkan salah satu single baru yang berjudul ‘Saved or Survive’ kemarin. Dengarkan lagunya di sini Beside - Saved Or Survive
Langganan:
Postingan (Atom)